Friday, December 18, 2015

Pengendalian Gangguan Lalat Rumah Pada Peternakan Ayam

Ternak Ayam ~ Lalat yang tidak menggigit yang ditemukan pada peternakan ayam dapat menimbulkan masalah kesehatan dan sanitasi pada pengelola peternakan dan penduduk di sekitarnya. Peternakan ayam skala besar akan menghasilkan kotoran dan limbah dalam jumlah yang besar sehingga dapat mengakibatkan timbulnya bau dan mendukung perkembangbiakan lalat. Jenis lalat tidak menggigit yang biasanya ditemukan pada peternakan ayam, meliputi lalat rumah (spesies Musca domestica), lalat rumah kecil (spesies Fannia canicularis), lalat pantai (spesies Fannia Femoralis), lalat "kamar kecil" (spesies Fannia scalaris), lalat kandang palsu (spesies Muscina stabulans), beberapa spesies lalat tiup (famili Calliphoridae), dan lalat daging (Sarcophagidae).


Lalat mengeluarkan telur (beberapa spesies Sarcophagidae menyimpan larva) di dalam kotoran ayam, pakan yang tumpah dan lembab, atau di dalam karkas ayam mati. Pada cuaca panas, lalat rumah dapat melengkapi siklusnya selama 8 hari, tetapi pada cuaca dingin membutuhkan lebih dari 6 minggu.

Beberapa ahli melaporkan bahwa lalat mempunyai peranan sebagai vektor beberapa penyakit pada unggas sehubungan dengan adanya aktivitas lalat untuk mengkonsumsi kotoran/cairan tubuh dan makanan/pakan yang diregurgitasi (dimuntahkan) oleh unggas.

Penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat adalah Newcastle disease (ND), fowl cholera, tuberkulosis avian, dan botulisme. Lalat rumah dan larvanya dapat bertindak sebagai hospes perantara cacing pita Choanotaenia infundibulum pada ayam dan kalkun. Lalat rumah dan lalat tiup dapat membawa telur Heterakis gallinarum yang mungkin mengandung protozoa Histomonas meleagridis sebagai penyebab histomoniasis. Lalat tiup hitam (spesies Phormia regina) dapat meletakkan telurnya pada luka ayam, kalkun, angsa dan kerapkali larva yang berkembang dapat merusak jaringan unggas tersebut.

Pengendalian lalat pada peternakan ayam merupakan masalah yang sulit, khususnya pada peternakan ayam petelur yang dipelihara di dalam kandang baterai. Pengendalian lalat hendaklah didasarkan pada manajemen hama terpadu (integrated pest management), pengendalian secaa biologik menggunakan parasit dan predator, dan pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida.

Pendekatan manajemen hama terpadu diharapkan dapat membantu untuk menekan populasi lalat sampai pada tingkat yang tidak menimbulkan masalah tertentu. Kotoran ayam harus dijaga agar tingkat kelembabannya <60 %. Udara yang bertiup di atas kotoran ayam harus cukup agar kotoran tersebut tetap kering. Demikian juga, letak bangunan, sistem perkandangan, saluran air, pembersihan kotoran, sanitasi/desinfeksi kandang harus dirancang secara baik untuk mencegah perkembangbiakan lalat.

Pengendalian lalat secara biologik menggunakan predator belum umum digunakan di Indonesia. Predator yang digunakan untuk menekan populasi lalat, misalnya tungau, kumbang, dan kelompok Histeridae lainnya.
Penggunaan insektisida untuk mengendalikan lalat hanya akan berhasil jika didukung oleh tindakan sanitasi yang ketat. Insektisida yang digunakan harus berasal dari jenis yang diijinkan untuk peternakan ayam. Insektisida dapat diberikan dengan beberapa cara, yaitu penyemprotan kabut buatan (fog) pada ruangan atau lokasi tertentu, penyemprotan pada permukaan yang meninggalkan residu insektisida, pemberian umpan lalat, dan penggunaan larvisida.

Pemberian larvisida untuk mengendalikan larva lalat di dalam kotoran ayam dapat dilakukan dalam bentuk cair, kering, atau dicampur dengan pakan ayam. Penggunaan larvisida sebaiknya hanya membunuh larva lalat saja dan tidak membunuh semua predator atau parasit lain di dalam kotoran ayam sehingga akan mengganggu keseimbangan antara larva lalat dan predator atau parasit.

Lalat kerapkali menjadi resistan terhadap suatu jenis insektisida tertentu setelah digunakan selama beberapa periode. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu mengadakan rotasi terhadap penggunaan insektisida. Pengendalian lalat biasanya lebih efektif jika dilakukan penanggulangan secara terpadu, meliputi kombinasi penggunaan umpan lalat, penyemprotan permukaan yang meninggalkan residu insektisida atau larvisida dan didukung oleh tindakan manajemen yang optimal, khususnya santasi yang ketat.

Sumber : Google

Monday, December 14, 2015

Mengenal Tindakan Pencegahan Lalat Hitam Pada Ayam

Ternak Ayam ~ Lalat hitam dikenal juga sebagai gnat kalkun atau gnat kerbau, termasuk dalam famili Simuliidae dan ordo Diptera, yang berarti "dua sayap". Lalat tersebut mempunyai ukuran yang mirip dengan nyamuk, kecuali berwarna hitam, pendek, mempunyai punggung yang bungkuk, dan berkaki pendek.


Stadium muda lalat tersebut bersifat akuatik dan biasanya lebih menyukai air yang mengalir. Larva dan pupa biasanya menempel pada batu-batuan atau tanaman di bawah air. Beberapa spesies lalat hitam menyerang unggas di berbagai daerah di dunia. Lalat tersebut biasanya mengisap darah pada siang hari dan pada infestasi yang berat dapat menimbulkan anemia. Lalat hitam dapat juga menularkan Leucocytozoon sp. pada ayam.

Tempat perkembangbiakan lalat hitam terbatas pada air mengalir, meliputi teluk, aliran air, sistem pengairan, dan sistem drainase. Telur biasanya diletakkan pada batu, kayu, tanaman yang terapung, atau diletakkan di dalam air mengalir. Telur mungkin menetas selama beberapa hari, berkumpul pada kepala unggas, kemudian menembus kulit dan mengisap darah.

Lalat hitam sangat merugikan di daerah beriklim sedang ataupun tropik. Beberapa spesies Simulium dapat menimbulkan kerugian pada ayam dan kalkun dan dapat terbang beberapa mil untuk mencari hospes yang sesuai. Simulium occidentale dapat menularkan Leucocytozoon smithi pada itik peliharaan maupun itik liar. Beberapa spesies lalat hitam juga dilaporkan dapat menularkan Nematoda yang tergolong spesies Ornithofilaria fallinsensis pada itik peliharaan atau itik liar. Lalat hitam biasanya bergerombol di bagian kepala unggas, kemudian menembus kulit dan mengisap darah.

Pengendalian lalat hitam tergolong sulit karena serangga tersebut berkembang di dalam air, yang kerapkali letaknya jauh dari peternakan ayam dan jika dilakukan pemberian insektisida dapat membunuh ikan yang hidup di lingkungan tersebut. Beberapa ahli melaporkan bahwa pemberian 2 % temefos dalam bentuk granul dapat menekan jumlah larva dan lalat hitam dewasa. 

Pengendalian lalat tersebut dapat juga dilakukan dengan agen biologik, misalnya Bacillus thuringiensis varietas israelenis. Metode pengendalian tersebut biasanya dilakukan setiap minggu pada daerah yang menjadi tempat perkembangbiakan lalat hitam.

Sumber : Google

Sunday, December 13, 2015

Mengenal Tindakan Pencegahan Hama Kumbang Pada Ayam

Mengenal Tindakan Pencegahan Hama Kumbang Pada Ayam ~ Kumbang termasuk ordo Coleoptera dan pada umumnya merupakan parasit tidak langsung pada unggas, walaupun beberapa spesies kadang-kadang berparasit pada kulit. Kumbang yang hidup di dalam litter atau lingkungan kandang biasanya dimakan oleh ayam sehingga dapat mendukung penularan parasit yang kebetulan berada di dalam tubuh serangga tersebut.


Kumbang yang hidup di dalam kandang ayam dapat menimbulkan kerugian ekonomik pada industri perunggasan karena peranannya sebagai vektor beberapa penyakit dan dapat merusak insulator di dalam kandang ayam.

Beberapa jenis cacing pita yang dapat ditularkan oleh kumbang adalah Raillietina cesticillus, Raillietina magninumida, Choanotaenia infundibulum, Hymenolepis carioca, Hymenolepis diminuta, dan Hymenolepis cantaniana. Di samping itu, beberapa jenis virus dan bakteri dapat juga ditularkan oleh kumbang yang kebetulan mengkonsumsi karkas ayam yang terinfeksi.

Kumbang gelap dapat merupakan reservoir atau carrier mekanik sejumlah agen infeksius, meliputi Aspergillus sp, Escherichia coli, Salmonella sp, Streptococcus sp, Virus Mareks disease, dan virus Gumboro. Kumbang-kumbang tersebut juga merupakan sumber pakan alternatif untuk anak ayam sehingga meningkatkan resiko penularan penyakit dan dapat menghambat pertumbuhan ayam. Kumbang-kumbang tersebut juga merupakan vektor/hospes perantara bagi penyakit asal endo parasit pada ayam. Insulator yang digunakan dalam kandang sistem tertutup dapat juga dirusak oleh beberapa jenis kumbang, misalnya cacing pakan kecil (lesser mealworm), cacing pakan kuning (yellow mealworm), dan kumbang tangga.

Kumbang yang sering ditemukan di dalam kandang ayam di berbagai daerah di dunia adalah kumbang gelap (cacing pakan kecil). Kumbang tersebut hidup di dalam litter dan mengkonsumsi pakan ayam yang tumpah, kotoran, dan ayam yang sekarat atau mati. Kumbang gelap berukuran kecil, sekitar 0,5 cm dan dapat ditemukan di bawah tempat pakan atau pada dinding kandang ayam. Larva kumbang tersebut menyerupai cacing dan menghindari cahaya.

Di samping kumbang gelap, terdapat juga jenis kumbang lain, yaitu Histerid dan Staphylinid yang hidup di dalam litter. Kedua jenis kumbang tersebut kerapkali dikelirukan dengan kumbang gelap.

Kumbang dapat ditemukan di dalam seluruh bagian kandang ayam, telur, larva, pupa, dan kumbang dewasa dapat dijumpai di dalam litter dan tanah. Sehubungan dengan kemampuan kumbang untuk memanfaatkan semua bagian kandang ayam, maka parasit tersebut sulit untuk dikendalikan dengan satu metode pengendalian saja. Sanitasi/desinfeksi dan pemberian insektisida yang tepat pada kandang ayam dan perlengkapannya kerapkali dapat mengendalikan populasi kumbang sampai pada tingkat yang tidak merugikan.

Sumber : Google

Thursday, December 10, 2015

Mengenal Tindakan Pencegahan Hama Pinjal

Mengenal Tindakan Pencegahan Hama Pinjal ~ Pinjal tergolong ordo Siphonaptera, yang bersifat parasitik pada stadium dewasa, tetapi hidup bebas pada stadium larva. Pinjal berwarna cokelat sampai hitam dan mengisap darah berbagai jenis hospes. Pinjal memiliki tubuh pipih pada kedua sisi lateral dan ruas pertama pada setiap kakinya berukuran besar sehingga mempunyai kemampuan untuk meloncat.


Pinjal tersebar luas di berbagai negara di dunia, meskipun populasinya lebih tinggi di daerah beriklim panas atau sedang. Beberapa jenis pinjal yang ditemukan pada unggas adalah pinjal melekat erat, pinjal ayam eropa, dan pinjal ayam barat.

Pinjal melekat erat tergolong spesies Echidnophaga gallinacea, yang ditandai oleh bagian mulut yang terbenam di dalam kulit hospes sehingga sukar dilepas. Pinjal melekat erat dapat ditemukan pada ayam, kalkun, burung dara, burung puyuh, berbagai jenis burung liar, manusia, dan berbagai jenis mamalia.

Pinjal melekat erat tidak menularkan agen penyakit infeksius pada ayam. Kerugian yang ditimbulkan oleh pinjal tersebut berhubungan dengan iritasi dan kehilangan darah, penurunan produksi telur, dan pada ayam muda dapat berakhir dengan kematian.

Pinjal ayam eropa tergolong spesies Ceratophyllus gallinae dan dapat dijumpai pada ayam, burung dara, berbagai jenis burung liar, manusia dan mamalia. Pinjal dewasa hanya melekat pada hospes selama mengisap darah, sedangkan bentuk larva tinggal di dalam sangkar bertelur atau di berbagai bagian kandang dan peralatan lainnya.

Pinjal ayam barat tergolong spesies Ceratophyllus niger dan dapat ditemukan pada ayam, kalkun, berbagai jenis burung, manusia dan mamalia.

Pengendalian pinjal terutama ditujukan pada sanitasi/desinfeksi dengan insektisida yang sesuai pada litter, kandang dan peralatan yang menjadi tempat tinggal pinjal tersebut.

Sumber : Google

Wednesday, December 2, 2015

Mengenal Tindakan Pencegahan Hama Kutu Ayam

Mengenal Tindakan Pencegahan Hama Kutu Ayam ~ Kutu merupakan ektoparasit yang sering ditemukan pada burung, termasuk ayam. Kutu ayam tergolong ordo Mallophaga, yaitu kutu yang mengunyah. Kutu tersebut terjadi karena adanya mandibula yang tergolong jenis pengunyah, yang terletak di bagian ventral kepala, metamorfosis yang tidak sempurna, tidak mempunyai sayap, tubuh yang pipih  di bagian dorso-ventral, dan adanya antene pendek yang mempunyai 3-5 segmen. Mallophaga mempunyai kepala lebar (paling sedikit sama lebar dengan toraks) dan mandibula yang mengeras dan berpigmen.


Sekitar 40 spesies kutu pengunyah telah diidentifikasi, namun hanya beberapa spesies kutu yang sering ditemukan pada unggas peliharaan. Unggas biasanya menjadi hospes beberapa jenis kutu pada waktu yang bersamaan. Kutu dari spesies unggas tertentu dapat ditemukan pada jenis unggas yang lain melalui kontak fisik secara langsung.

Beberapa spesies kutu yang penting pada ayam adalah kutu pada kepala (Cuclotogaster heterographa), kutu bulu halus (Goniocotes gallinae), kutu ayam coklat (Goniodes dissimilis), kutu sayap (Lipeurus caponis), kutu tubuh (Menacanthus stramineus) yang ditemukan pada ayam, kalkun dan ayam mutiara, dan kutu tangkai bulu (Menopon gallinae) yang ditemukan pada ayam dan ayam mutiara.

Kutu mempunyai 3 bagian tubuh yang berbeda (sama dengan semua jenis Insecta), yaitu kepala, toraks (dada), dan perut. Insecta (insekta) mempunyai 3 pasang kaki yang melekat pada toraks. Berbagai jenis insekta mempunyai sayap, namun kutu tidak mempunyai sayap. Kutu berbadan pipih, mempunyai 6 kaki, dua cakar dan kepala berbentuk bulat. Mulut yang mempunyai gigi terletak pada bagian ventral kepala. Kutu betina dapat menghasilkan 50-300 telur pada bulu dari hospes. Waktu yang dibutuhkan sejak menetas sampai menjadi dewasa sekitar 4-6 minggu dan dapat menghasilkan beberapa generasi selama satu tahun.

Kutu dapat berpindah dari ayam yang satu ke ayam lainnya, jika ayam-ayam tersebut dipelihara pada kandang yang sama. Kutu jarang ditemukan pada peternakan ayam yang intensif.

Diagnosis infestasi kutu pada ayam didasarkan atas adanya kutu yang berwarna kecoklat-coklatan pada kulit atau bulu ayam. Panjang kutu pada unggas peliharaan bervariasi 1-6 mm. Kutu biasanya menghabiskan seluruh waktu hidupnya pada hospes. Telur akan diletakkan (melekat) pada bulu dan biasanya dalam bentuk bergerombol serta membutuhkan waktu 4-7 hari untuk menetas. Waktu hidup normal kutu dapat mencapai beberapa bulan, namun di luar tubuh hospes, kutu hanya dapat hidup selama 5-6 hari.

Kutu ayam biasanya makan ketombe kering, bulu atau kulit yang mengelupas. Beberapa spesies kutu, misalnya Menacanthus stramineus mengkonsumsi darah dngan cara menusuk tangkai bulu yang baru tumbuh atau daerah kulit yang mengalami iritasi. Iritasi yang terus menerus pada kulit akan menyebabkan ayam menjadi tidak tenang dan dapat mengakibatkan kelemahan umum. Ayam biasanya menggaruk dan mematuk kutu atau kulit yang mengalami iritasi. Kutu bulu dapat menyebabkan bulu menjadi kering dan berdiri.

Ayam yang terserang kutu dapat mengalami penurunan produksi telur sebesar 10%, bahkan pada infestasi berat penurunan produksi telur dapat mencapai 20%. Infestasi kutu yang berat dapat juga mempengaruhi konsumsi pakan dan selanjutnya dapat mengakibatkan penurunan berat badan pada ayam.

Kutu tidak bersifat sangat patogenik pada ayam dewasa, tetapi anak ayam yang terserang oleh kutu dapat mengalami kematian. Kutu dapat menimbulkan iritasi pada ujung saraf sehingga menyebabkan ayam tidak tenang. Infestasi kutu biasanya ditemukan bersamaan dengan manifestasi gangguan kesehatan, misalnya helmintiasis, penyakit infeksius, malnutrisi, dan sanitasi yang kurang memadai.

Pengendalian kutu membutuhkan pemberian insektisida yang aman untuk ayam. Pengobatan biasanya dilakukan dengan interval 7-10 hari dan biasanya obat yang diberikan hanya efektif untuk kutu dewasa dan muda. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengobatan ulangan diperlukan untuk membasmi kutu yang baru berkembang setelah pengobatan yang pertama.

Sanitasi yang ketat pada kandang ayam perlu dilakukan untuk menghilangkan bulu atau bahan lain yang menjadi sumber kutu. Pengamatan terhadap adanya kutu pada ayam perlu dilakukan secara periodik untuk mencegah agar infestasi kutu tidak meluas pada seluruh ayam dalam kandang. Pengobatan dengan insektisida akan lebih efektif jika infestasi kutu masih ringan dan hanya menyerang sejumlah kecil ayam dalam suatu populasi tertentu.

Sumber : Google Books

Tuesday, November 10, 2015

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Ayam Petelur

Berak Darah (Coccidiosis)

Gejalanya tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendaliannya sebagai berikut :
  1. Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering.
  2. Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)

Gejalanya ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendaliannya sebagai berikut :
  1. Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang
  2. Pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan atau mensterilkan serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

Tungau (Kutuan)

Gejalanya ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendaliannya sebagai berikut :
  1. Sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik dan pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat
  2. Dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Friday, November 6, 2015

Pembibitan dan Pemeliharaan Ayam Petelur

Pembibitan dan Pemeliharaan Ayam Petelur ~ Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut: ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya, pertumbuhan dan perkembangannya normal, ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya dan tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) atau ayam umur sehari:
  • Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Perawatan Bibit dan Calon Induk

Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

Pemberian Pakan dan Minuman

Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

  • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
  • kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

  • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
  • kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
  • Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  • Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Pemeliharaan Kandang

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

Referensi Saya :
Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Saturday, October 31, 2015

Penyiapan Sarana dan Peralatan Dalam Beternak Ayam Petelur

Kandang Ayam Petelur

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
sumber gambar : rikisurahman86.wordpress.com
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.

Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:

  1. Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur.
  2. Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.

Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:

  1. Kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni.
  2. Kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan.
  3. Kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

Peralatan Kandang Ayam Petelur

Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

Tempat bertelur

Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan di dniding kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung keluar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar
telur pada dasar sarang.

Tempat bertengger

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.

Referensi Saya :
Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Panen dan Pasca Panen Ayam Ras Pedaging

Hasil Utama

Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam

Hasil Tambahan

Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.

Stoving

Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)

Pemotongan

Pemotongan ayam dilakukan di lehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.

Pengulitan atau Pencabutan Bulu

Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-54,4 derajat C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.

Pengeluaran Jeroan

Bagian bawah dubur dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.

Pemotongan Karkas

Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam di dinginkan dan dikemas.

Referensi Saya :
Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Thursday, October 29, 2015

Penanganan Hama dan Penyakit Pada Ayam Ras Pedaging

Berak darah (Coccidiosis)

Gejala : tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian:
  1. Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
  2. Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

Berak darah (Coccidiosis)

Gejala : tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian :
  1. Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering
  2. Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

Tungau (kutuan)

Gejala : ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendalian :
  1. Sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
  2. Dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Monday, October 26, 2015

Pembibitan dan Pemeliharaan Ayam Ras Pedaging

Pembibitan dan Pemeliharaan Ayam Ras Pedaging ~ Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut: ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya, pertumbuhan dan perkembangannya normal, ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya, tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Perawatan Bibit dan Calon Induk

Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

Pemberian Pakan dan Minuman

Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

  • Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
  • Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

  • Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
  • Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
  • Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  • Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Pemeliharaan Kandang

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Wednesday, October 21, 2015

Penyiapan Sarana dan Peralatan Dalam Budidaya Ayam Ras Pedaging

Penyiapan Sarana dan Peralatan Dalam Budidaya Ayam Ras Pedaging ~ Ayam Ras Pedaging biasa juga disebut broiler yang merupakan hasil dari persilangan bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktivitas yang tinggi. Nah, sebelum anda memulai budidaya ayam ras pedaging, hal yang pertama anda harus lakukan ialah penyiapan sarana dan peralatannya.

Perkandangan

Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
  • Persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C
  • Kelembaban berkisar antara 60-70%
  • Penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang
  • Model kandang disesuaikan dengan umur ayam
  • Untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box
  • Untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
  • Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

Peralatan

Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

Indukan atau brooder

Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.

Tempat bertengger (bila perlu)

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

Alat-alat rutin

Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

Oleh Ir. Dr. Muhammad Rasyaf & Ir. Bambang Cahyono

Monday, October 19, 2015

Usaha Tani Ayam Pedaging

Usaha Tani Ayam Pedaging ~ Usaha tani ayam pedaging ini banyak terdapat di Kabupaten Brebes bagian Utara dan Tengah yaitu Kecamatan Bulakamba, Brebes, Losari, Kersana dan Banjarharjo. Secara agroekosistem usaha tani ayam pedaging di lokasi tersebut tidak memenuhi syarat karena daerah tersebut mempunyai temperatur udara yang panas yaitu diatas 300 C.


Namun secara sosial ekonomi mendukung prospek perkembangannya, dimana sistem usaha mayoritas dengan kemitraan, sementara pihak mitra berlokasi di Kota Cirebon, segi pemasaran memudahkan karena terletak dengan jalan raya jalur pantai Utara.

Model usaha tani ayam pedaging secara kemitraan banyak dilakukan karena memberi kemudahan dalam memperoleh sarana produksi dan pemasaran yang pasti dengan harga kontrak, serta resiko kerugian dipihak peternak kecil. Beresiko kecil karena semua biaya bibit DOC, pakan, obat-obatan dan vaksin serta kematian ditangguh pihak inti (perusahaan mitra) sementara peternak hanya menyediakan fasilitas kandang dan perlengkapannya serta tenaga kerja.

Keuntungan diperoleh apabila bobot ayam rata-rata melebihi strandar, nilai kematian kecil sehingga diperoleh insentif dari mitra, seperti pada table di bawah ini.


Usaha tani unggas yang dilakukan peternak di Kabupaten Brebes masih dikategorikan menguntungkan, karena hasil analisa usaha tani nilai R/C di atas satu. Sistem pemeliharaan untuk ternak ayam Arab, Bangkok dan itik masih tradisional sedangkan untuk ayam ras petelur dan pedaging sudah intensif, namun masih menggunakan kandang terbuka dengan bahan dari bambu.

Sumber : Prasetyo A. T. Herawati dan Muryanto 2005